BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Al-Qur’an
merupakan sumber pendidikan dan ilmu pengetahuan yang mengajarkan manusia
dengan bahasanya yang lemah lembut, balaghoh yang indah, sehingga al-Qur’an
membawa dimensi baru terhadap pendidikan dan berusaha mengajak para ilmuwan
untuk menggali maksud kandungannya agar manusia lebih dekat kepada-Nya.
Petunjuk pendidikan dalam al-Qur’an tidak terhimpun dalam kesatuan pragmen
tetapi ia diungkapkan dalam berbagai ayat dan surat al-Qur’an, sehingga untuk
menjelaskannya perlu melalui tema-tema pembahasan yang relevan dan ayat-ayat
yang memberikan informasi-informasi pendidikan yang dimaksud.
Al-Qur’an
mengintroduksikan dirinya sebagai pemberi petunjuk kepada jalan yang lebih
lurus (Q.S. Al-Israa: 19)
وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَةَ وَسَعَى لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِن ٌ
فَأُوْلَائِكَ كَانَ سَعْيُهُمْ مَشْكُورا ً
“Dan
berapa banyaknya kaum sesudah Nuh telah Kami binasakan. Dan cukupkan Tuhanmu
Maha Mengetahui lagi Maha Melihat dosa hamba-hamba-Nya.”
Petunjuk-petunjuknya
bertujuan memberi kesejahteraan dan kebahagiaan bagi manusia, baik secara
pribadi maupun kelompok, dan karena itu ditemukan petunjuk-petunjuk bagi
manusia dalam kedua bentuk tersebut.
Muhammad Rasulullah dipandang sukses dalam mendidik masyarakatnya
menjadi masyarakat yang berbudi tinggi dan akhlak mulia. Pada mulanya
masyarakat Arab adalah masyarakat jahiliyah, sehingga perkataan primitif tidak
cukup untuk menggambarkannya, hingga datang Rasulullah yang membawa mereka
untuk meninggalkan kejahiliahan tersebut dan mencapai suatu bangsa yang
berbudaya dan berkepribadian yang tinggi, bermoral serta memberi pengetahuan.
Al-Qur’an
memberi petunjuk atau arah, jalan yang lurus mencapai kebahagiaan bagi manusia,
sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Maidah ayat 16:
يَهْدِي بِهِ اللَّهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَه ُُ سُبُلَ السَّلاَمِ
وَيُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِه ِِ وَيَهْدِيهِمْ
إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيم
“Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti
keridaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah
mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang
benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.”
Nabi Muhammad Saw sebagai utusan Allah untuk manusia di bumi ini di beri
kuasa oleh Allah sebagai penerima wahyu, yang diberi tugas untuk mensucikan dan
mengajarkan manusia sebagaimana dalam surat al-Baqarah ayat 151. Dalam
ayat tersebut mensucikan diartikan dengan mendidik, sedang mengajar tidak lain
kecuali mengisi benak anak didik dengan pengetahuan yang berkaitan dan
metafisika dan fisika.
Tujuan
yang ingin dicapai dengan pembacaan, penyucian dan pengajaran tersebut adalah
pengabdian kepada Allah, sejalan dengan tujuan penciptaan manusia dalam surat
Al-Dzariyat(51) ayat 56:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإِنسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُونِ
“Dan
aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”
Maksudnya
Allah tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk menjadikan tujuan akhir
atau hasil segala aktivitasnya sebagai pengabdian kepada Allah (M. Quraish
Shihab, 1994: 172).
Pada
makalah ini akan dibahas konsep pendidikan menurut Al-Qur’an yang akan mencoba
menafsirkan ayat-ayat yang berkaitan dengan konsep pendidikan yaitu dalam surat
Al-Baqarah ayat 31-34, surat Al-Baqarah ayat 129 dan 151, dan surat Luqman ayat
13-14.
BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP
PENDIDIKAN TENTANG ISLAM
A. Pengertian Konsep dan Pendidikan
1. Pengertian konsep
Konsep
berasal dari bahasa Inggris “concept” yang berarti “ide yang mendasari sekelas
sesuatu objek”,dan “gagasan atau ide umum”. Kata tersebut juga berarti gambaran
yang bersifat umum atau abstrak dari sesuatu (A.S. Hornby, A.P. Cowie (Ed),
1974: 174)
Dalam
kamus Bahasa Indonesia, konsep diartikan dengan (1) rancangan atau buram surat
tersebut. (2) Ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkrit (3)
gambaran mental dari objek, proses ataupun yang ada diluar bahasa yang digunakan
untuk memahami hal- hal lain (Tim Penyusun, 1989: 456).
2. Pengertian pendidikan
Pendidikan
menurut Mohamad Natsir adalah suatu pimpinan jasmani dan ruhani menuju
kesempurnaan kelengkapan arti kemanusiaan dengan arti sesungguhnya (Mohamad
Natsir, 1954: 87).
Menurut
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Bab 1 ayat 1, pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU Sisdiknas no. 20
th. 2003)
3. Pengertian pendidikan Islam
a.
menurut Dr.
Yusuf Qardawi sebagaimana dikutip Azyumardi Azra memberi pengertian pendidikan
Islam yaitu pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan
jasmaninya, akhlak dan keterampilannya. Karena pendidikan Islam menyiapkan
manusia untuk hidup dan menyiapkan untuk menghadapi masyarakat dengan segala
kebaikan dan kejahatannya, manis pahitnya (Azyumardi Azra, 2000: 5)
b.
Endang
Saefuddin Anshari memberi pengertian secara lebih tehnis, pendidikan Islam
sebagai proses bimbingan (pimpinan, tuntunan dan usulan) oleh subyek didik
terhadap perkembangan jiwa (pikiran, perasaan, kemauan, intuisi), dan raga
obyek didik dengan bahan-bahan materi tertentu, pada jangka waktu tertentu,
dengan metode tertentu dan dengan alat perlengkapan yang ada ke arah
terciptanya pribadi tertentu disertai evaluasi sesuai ajaran Islam (Endang
Saefuddin,1976: 85)
c.
Menurut
Azyumardi Azra (1998: 5)Pendidikan Islam adalah suatu proses pembentukan
individu berdasarkan ajaran-ajaran Islam yang diwahyukan Allah SWT kepada
Muhammad Saw
d.
Sedangkan
menurut hasil rumusan Seminar Pendidikan Islam se-Indonesia tahun 1960,
memberikan pengertian pendidikan Islam sebagai: “bimbingan terhadap pertumbuhan
rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan,
melatih, mengasuh dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam.”(Muzayyin
Arifin, 2003: 15)
Berdasarkan
beberapa pengertian diatas, terdapat perbedaan antara pengertian pendidikan
secara umum dengan pendidikan Islam. Pendidikan secara umum merupakan proses
pemindahan nilai-nilai budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Perbedaan tersebut dalam hal nilai-nilai yang dipindahkan (diajarkan). Dalam
pendidikan Islam, nilai-nilai yang dipindahkan berasal dari sumber-sumber nilai
Islam yakni Al-Qur’an, Sunah dan Ijtihad.
Jadi,
pendidikan Islam merupakan proses bimbingan baik jasmani dan rohani berdasarkan
ajaran-ajaran agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian muslim sesuai
dengan ukuran-ukuran Islam.
B. Konsep Pendidikan Menurut Al-Qur’an
Merujuk
kepada informasi al-Qur’an pendidikan mencakup segala aspek jagat raya ini,
bukan hanya terbatas pada manusia semata, yakni dengan menempatkan Allah
sebagai Pendidik Yang Maha Agung. Konsep pendidikan al-Qur’an sejalan dengan
konsep pendidikan Islam yang dipresentasikan melalui kata tarbiyah, ta’lim dan
ta’dib.
Tarbiyah
berasal dari kata Robba, pada hakikatnya merujuk kepada Allah selaku Murabby
(pendidik) sekalian alam. Kata Rabb (Tuhan) dan Murabby (pendidik) berasal dari
akar kata seperti termuat dalam ayat al-Qur’an:
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَّبِّ
ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرا ً
“Dan
rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan
ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka
berdua telah mendidik aku waktu kecil". (Q.S. Al-Israa:24)
Menurut
Syed Naquib Al-Attas, al-tarbiyah mengandung pengertian mendidik, memelihara
menjaga dan membina semua ciptaan-Nya termasuk manusia, binatang dan tumbuhan
(Jalaluddin, 2003: 115). Sedangkan Samsul Nizar menjelaskan kata al-tarbiyah
mengandung arti mengasuh, bertanggung jawab, memberi makan, mengembangkan,
memelihara, membesarkan, menumbuhkan dan memproduksi baik yang mencakup kepada
aspek jasmaniah maupun rohaniah (Samsul Nizar, 2001, 87).
Allah
juga menjelaskan, bahwa sesungguhnya Rasul adalah sebaik-baik contoh teladan
bagi kamu sekalian.
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَة ٌ لِمَنْ
كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرا
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah
itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap rahmat
Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”(Q.S. Al-Ahzab,
21)
Selanjutnya
Rasulullah Saw meneruskan wewenang dan tanggung jawab tersebut kepada kedua
orang tua selaku pendidik kodrati. Dengan demikian status orang tua sebagai
pendidik didasarkan atas tanggung jawab keagamaan, yaitu dalam bentuk kewajiban
orang tua terhadap anak, mencakup memelihara dan membimbing anak, dan
memberikan pendidikan akhlak kepada keluarga dan anak-anak.
Pendidikan
disebut dengan ta’lim yang berasal dari kata ‘alama berkonotasi pembelajaran
yaitu semacam proses transfer ilmu pengetahuan. Dalam kaitan pendidikan ta’lim
dipahami sebagai sebagai proses bimbingan yang dititikberatkan pada aspek
peningkatan intelektualitas peserta didik (Jalaluddin, 2003: 133). Proses
pembelajaran ta’lim secara simbolis dinyatakan dalam informasi al-Qur’an ketika
penciptaan Adam As oleh Allah Swt. Adam As sebagai cikal bakal dari makhluk
berperadaban (manusia) menerima pemahaman tentang konsep ilmu pengetahuan
langsung dari Allah Swt, sedang dirinya (Adam As) sama sekali kosong.
Sebagaimana tertulis dalam surat al-Baqarah ayat 31 dan 32:
وَعَلَّمَ آدَمَ الأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى
الْمَلاَئِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَاؤُلاَء إِنْ كُنتُمْ
صَادِقِينَ
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama
(benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu
berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang
orang-orang yang benar.”
قَالُوا سُبْحَانَكَ لاَ عِلْمَ لَنَا إِلاَّ مَا عَلَّمْتَنَا
إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ
“ Mereka menjawab, “Maha suci Engkau, tidak
ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami,
sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
Dari
ketiga konsep diatas, terlihat hubungan antara tarbiyah, ta’lim dan ta’dib.
Ketiga konsep tersebut menunjukkan hubungan teologis (nilai tauhid) dan teleologis (tujuan) dalam
pendidikan Islam sesuai al-Qur’an yaitu membentuk akhlak al-karimah.
C. Ayat-ayat lain yang berhubungan dengan
pendidikan
1. Surat al-Baqarah ayat 129
رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولا ً مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ
آيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ
الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
“Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang
Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat
Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab (Al-Qur’an) dan hikmah serta
mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.”
2. Surat al-Baqarah ayat 151
كَمَا أَرْسَلْنَا فِيكُمْ رَسُولا ً مِنْكُمْ يَتْلُو عَلَيْكُمْ
آيَاتِنَا وَيُزَكِّيكُمْ وَيُعَلِّمُكُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ
وَيُعَلِّمُكُمْ مَا لَمْ تَكُونُوا تَعْلَمُونَ
“Sebagaimana (Kami telah
menyempurnakan nikmat Kami kepadamu), Kami telah mengutus kepadamu Rasul
diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu
dan mengajarkan kepadamu al-Kitab dan hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa
yang belum kamu ketahui.”
3. Surat Luqman ayat 13
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِه ِِ وَهُوَ يَعِظُه ُُ يَابُنَيَّ لاَ
تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيم
“Dan
ingatlah ketika luqman berkata kepada anaknya, diwaktu ia memberi pelajaran kepadanya:
Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan
Allah adalah benar-benar kedzaliman yang besar.”
4. Surat Luqman ayat 14
وَوَصَّيْنَا الإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّه ُُ وَهْنا ً
عَلَى وَهْن ٍ وَفِصَالُه ُُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ
إِلَيَّ الْمَصِيرُ
“Dan
Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang tua (ibu
bapaknya); ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah
dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku, dan kepada dua orang
ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”
BAB III
KESIMPULAN
A.
Pendidikan
Islam yang sejalan dengan konsep pendidikan menurut al-Qur’an terangkum dalam
tiga konsep yaitu pendidikan tarbiyah, ta’lim dan ta’dib. Pendidikan dalam
konsep tarbiyah lebih menerangkan pada manusia bahwa Allah memberikan
pendidikan melalui utusan-Nya yaitu Rasulullah Saw dan selanjutnya Rasul
menyampaikan kepada para ulama, kemudian para ulama menyampaikan kepada
manusia. Sedangkan pendidikan dalam konsep ta’lim merupakan proses tranfer ilmu
pengetahuan untuk meningkatkan intelektualitas peserta didik. Kemudian ta’dib
merupakan proses mendidik yang lebih tertuju pada pembinaan akhlak peserta
didik.
B.
Konsep
pendidikan menurut al-Qur’an terangkum dalam ayat-ayat yang berhubungan dengan
pendidikan di dalam Kitab al-Qur’an itu sendiri seperti pada ayat-ayat yang
telah dijelaskan yaitu surat al-Baqarah ayat 31-34, 129, dan 151 menjelaskan
tentang pelajaran yang diberikan Allah kepada Nabi Adam As, dan pokok-pokok
pendidikan yang diberikan Rasul kepada umatnya. Surat Luqman
ayat 13-14 berisi tentang konsep pendidikan utama yakni pendidikan orang tua
terhadap anak.
DAFTAR PUSTAKA
Anshari,
Endang Saefuddin, Pokok-Pokok Pikiran tentang Islam, Usaha Enterprise, Jakarta:
1976
Azra,
Azyumardi, Pendidikan Islam, Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru,
Jakarta: Logos, Wacana Ilmu
--------,
Esei-esei Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam, Jakarta: Logos, Wacana Ilmu,
1998
Arifin,
Muzayyin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2003
Cowie,
Hornby, Oxford Advanced Learners Dictionary of Current English, London:Oxford
University Press, 1974
Departemen
Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung, Gema Risalah
Press, 1992
Jalaluddin,
Teologi Pendidikan, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2003
Natsir,
Muhammad, Kapita Selekta, Bandung, Gravenhage, 1954
Nizar,
Samsul, Pengantar Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta: Gaya Media
Pratama, 2001
Redaksi
Penerbit, Standar Nasional Pendidikan, Jakarta: Asa Mandiri, 2006
Shihab,
Umar, Kontekstualitas Al-Qur’an; Kajian Tematik Atas Ayat-Ayat Hukum Dalam
Al-Qur’an, Jakarta: Penamadani, 2005
Shihab,
Quraish, Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, Jakarta:
Lentera Hati, 2002 Vol. 1
--------,
Tasfir Al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, Jakarta: Lentera Hati,
2002, vol. 11
--------,
Membumikan Al-Qur’an, Bandung, Mizan: 1994
Tim
Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1989