BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut pendapat para ahli jiwa, yang mengendalikan tindakan
seseorangadalah kepribadiannya. Kepribadian tumbuh dan terbentuk dari
pengalaman- pengalaman yang dilaluinya sejak lahir. Bahkan mulai dari dalam kandunganibunya
sudah ada pengaruh terhadap kelakuan si anak dan terhadap kesehatanmentalnya
pada umumnya.
Dengan memberikan pengalaman pengalamanyang baik,
nilai-nilai moral yang tinggi, serta kebiasaan-kebiasaan yang sesuai
denganajaran agama sejak lahir, maka semua pengalaman itu akan menjadi bahan
dalam pembinaan kepribadian. Kepribadian merupakan kebiasaan yang
mendapatkanketerampilan-keterampilan gerak dan kemampuan untuk
mempergunakannyasecara sadar.
Berangkat dari pemahaman bahwa Islam merupakan sumber utama dalam membentuk
pribadi muslim yang baik, membentuk manusia Indonesia yang percaya dan takwa
kepada Allah Swt., menghayati dan mengamalkan ajaranagamanya dalam kehidupan
sehari-sehari, baik dalam kehidupan pribadi maupundalam kehidupan bermasyarakat,
mempertinggi budi pekerti,memperkuatkepribadian dan mempertebal semangat
kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapatmenumbuhkan manusia-manusia
pembangunan yang dapat membangun dirinyasendiri serta bersama-sama bertanggung
jawab atas pembangunan bangsa. Allah berfirman dalam surat asy-Syam [91]: 7-10,
yang artinya sebagai berikut:
“Para Nabi diutus untuk membimbing dan mengarahkan manusia
kearahkebaikan yang hakiki dan juga sebagai figure konselor yang sangat mumpunidalam
memecahkan permasalahan.”
Problem solving, yang berkaitan dengan jiwa manusia, agar manusia
keluar dari tipu daya setan. Seperti tertuang dalam ayat berikut ini :Dengan
kata lain manusia diharapkan saling memberi bimbingan sesuaidengan kemampuan
dan kapasitas manusia itu sendiri, sekaligus memberikonseling agar tetap sabar
dan tawakal dalam menghadapi perjalanan kehidupanyang sebenarnya. Dari
ayat-ayat tersebut dapat dipahami bahwa ada jiwa yangmenjadi fasik dan ada pula
jiwa yang menjadi takwa, tergantung kepada manusiayang memilikinya. Ayat ini
menunjukan agar manusia selalu mendidik diri sendirimaupun orang lain, dengan
kata lain membimbing ke arah mana seseorang ituakan menjadi, baik atau buruk.
Proses pendidikan dan pengajaran agama tersebutdapat dikatakan
sebagai ³bimbingan´ dalam bahasa psikologi. Nabi MuhammadSaw., menyuruh manusia
muslim untuk menyebarkan atau menyampaikan ajaranAgama Islam yang diketahuinya,
walaupun satu ayat saja yang dipahaminya.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
nasihat agama itu ibarat bimbingan.
Guidance, dalam pandangan psikologi. Kebutuhan akan hubungan
bantuan
(helping relationship)
Pada dasarnya timbul dari diri dan luar individu yang melahirkan seperangkat
pertanyaan mengenai apakah yang harus diperbuat individu. Dalam konsep Islam,
pengembangan diri merupakan sikap dan perilaku yang sangatdiistimewakan.
Manusia yang mampu mengoptimalkan potensi dirinya, sehingga menjadi pakar dalam
disiplin ilmu pengetahuan dijadikan kedudukan yang muliadisisi Allah SWT.
Pendekatan Islami dapat dikaitkan dengan aspek-aspek psikologis
dalam pelaksanaan bimbingan konseling yang meliputi pribadi, sikap, kecerdasan,
perasaan, dan seterusnya yang berkaitan dengan klien dan konselor
yangterintegrasi dalam system qalbu, akal, dan nafsu manusia yang
menimbulkantingkah laku. Bagi pribadi muslim yang berpijak pada pondasi tauhid
pastilahseorang pekerja keras, namun nilai bekerja baginya adalah untuk
melaksanakantugas suci yang telah Allah berikan dan percayakan kepadanya, ini
baginya adalahibadah. Sehingga pada pelaksanaan bimbingan konseling, pribadi
muslim tersebutmemiliki ketangguhan pribadi tentunya dengan prinsip-prinsip
sebagai berikut :
a.
Selalu
memiliki prinsip landasan dan prinsip dasar yaitu hanya berimankepada Allah
Swt,
b.
Prinsip
kepercayaan, yaitu beriman kepada malaikat,
c.
Memiliki
prinsip kepemimpina, yaitu beriman kepada Nabi dan Rasulnya,
d.
Selalu
memiliki prinsip pembelajaran, yaitu berprinsip kepada Al-Qur’an Al Karim,
e.
Memiliki
prinsip masa depan, yaitu beriman kepada ³Hari Kemudian,
f.
Memiliki
prinsip keteraturan, yaitu beriman kepada ³Ketentuan Allah.´Jika konselor
memiliki prinsip tersebut (Rukun Iman). Maka pelaksanaan bimbingan dan
konseling tentu akan mengarahkan klien kearah kebenaran,selanjutnya dalam
pelaksanaannya pembimbing dan konselor perlu memiliki tigalangkah untuk menuju
pada kesuksesan bimbingan dan konseling.
1.
Memiliki
mission statement yang jelas yaitu ³Dua Kalimat Syahadat.
2.
Memiliki
sebuah metode pembangunan karakter sekaligus simbol kehidupan yaitu³Shalat lima
waktu
3.
Memiliki
kemampuan pengendalian diri yangdilatih dan disimbolkan dengan puasa.
Prinsip dan langkah tersebut penting bagi pembimbing dan konselor
muslim,karena akan menghasilkan kecerdasan emosi dan spiritual (ESQ)
yang sangattinggi (Akhlakul Karimah)
Dengan mengamalkan hal tersebut akan memberikeyakinan dan
kepercayaan bagi Counselee yang melakukan bimbingan dankonseling.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Peran Agama
2.
Pengertian Bimbingan dan Konseling
Bimbingan
dan Konseling merupakan gabungan dari dua kata, Bimbingandan Konseling.
a.
Pengertian Bimbingan
Bimbingan
secara etimologi merupakan terjemahan dari kata ´Guidance´ berasal dari kata
kerja ´to guide´ yang mempunyai arti´menunjukkan, membimbing, menuntun, ataupun
membantu.
Sesuai
dengan istilahnya, maka secara umum bimbingan dapat diartikan sebagai suatu
bantuanatau tuntunan. Dalam beberapa literatur banyak menyebutkan pengertian
Bimbingan, seperti pada Years Book of Education (1995) dalam Hallen, bahwa:
Guidence
is a process of helping individual through their own effort todiscover and
develop their potentialities both for personal happinesand social usefulness.
Bimbingan
adalah suatu proses membantu individu melalui usahanyasendiri untuk menemukan
dan mengembangkan kemampuannya agar memperolehkebahagiaan pribadi dan
kemanfaatan sosial. DR. Moh Surya (1986)
dalamHallen,
menyebutkan definisi bimbingan sebagai berikut:
Dari
banyak definisi yang ada, Hallen memberikan prinsip bimbingansebagai berikut:
a.
Bimbingan
merupakan suatu proses yang berkesinambungan,sehingga bantuan itu diberikan
secara sistematis, berencana, terus menerus danterarah kepada tujuan tertentu.
b.
Bimbingan
merupakan proses membantu individu. Denganmenggunakan kata ´membantu´ berarti
dalam kegiatan bimbingan tidak terdapatadanya unsur paksaan.
c.
Bahwa
bantuan diberikan kepada setiap individu yangmemerlukannya di dalam proses
perkembangannya.
d.
Bahwa
bantuan yang diberikan melalui pelayanan bimbingan bertujuan agar individu
dapat mengembangkan dirinya secara optimal sesuaidengan potensi yang
dimilikinya.
e.
Yang
menjadi sasaran bimbingan adalah agar individu dapatmencapai kemandirian yakni
tercapainya perkembangan yang optimal dan dapatmenyesuaikan dirinya dengan
lingkungannya.
f.
Untuk
mencapai tujuan bimbingan sebagaimana dikemukakan diatas, digunakan pendekatan pribadi
atau kelompokkan dengan memanfaatkan berbagai teknik dan media bimbingan.
g.
Layanan
bimbingan dengan menggunakan berbagai macammedia dan teknik tersebut
dilaksanakan dalam suasana asuhan yang normatif.
h.
Bahwa
untuk melaksanakan kegiatan bimbingan diperlukanadanya personil-personil yang
memiliki keahlian dan pengalaman khusus dalam bidang bimbingan.
b.
Pengertian konseling
Konseling
berasal dari bahasa Inggris ´to counsel ´ yang secaraetimologi berarti´to give
advice´ ( Hornby: 1958:246), atau memberi sarandan nasihat.Di samping itu,
istilah bimbingan selalu dirangkaikan dengan istilahkonseling. Hal ini
disebabkan karena bimbingan dan konseling itu merupakansuatu kegiatan yang
integral. Konseling merupakan salah satu teknik dalam pelayanan bimbingan di
antara beberapa teknik dalam pelayanan bimbingan diantara beberapa teknik
lainnya, namun konseling sebagaimana dikatakan olehSchmuller adalah ´the hert
of guidence program´ (Dewa Ketut Sukarni;1984:11). Selanjutnya dikatakan pula
oleh Ruth Strang (1958) bahwa ´Guidence is breader;counseling is a most
importance tool of guidance´.
Bimbingan itu lebih luas, dankonseling merupakan alat yang paling
penting dari usaha pelayanan bimbingan. Memberikan kasih sayang dan cinta.
Seorang ibu sebaiknya memberikan hadiahkepada anak putrinya jika melakukan
pekerjaan rumah. Seorang ayahpunhendaknya memberikan motivasi pada anak
laki-lakinya dan memberi hadiahsetimpal dengan pekerjaan yang telah
dikerjakannya. Hal ini akan terealisasi jikadirumah terbentuk suasana penuh kasih
dan cinta serta bahasa yang ramah.Keempat: Menghindari penggunaan kata
kotor.Ada sebagian keluarga dimana para orang tua selalu menggunakan katakotor
ketika berbicara dengan anak-anak mereka.
Padahal pada setiap tempat,terjaganya lingkungan masyarakat akan
tergantung pada istilah-istilah danungkapan bahasa yang digunakan orang tua
kepada putra putrinya. Dalam memberikan pengarahan, hendaknya para orang tua
dan pemuka masyarakatmenggunakan kata-kata yang dapat diterima oleh masyarakat
umum, khususnyakaum wanita. Sebab, untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut tidak
harus menyakitikepribadian orang lain atau menggunakan kata-kata kotor dan
jorok. Islam sangatmenjunjung tinggi pendidikan seorang Muslim dengan tetap
menjaga kesucianlisan dan menjauhkan cemoohan serta kata jorok.
3.
Landasan Agama Dalam Bimbingan Konseling
Landasan Agama merupakan landasan yang dapat memberikan
pemahaman kepada konselor tentang dimensi keagamaan sebagai faktor
yangmempengaruhi terhadap perilaku individu. Dalam proses pelayanan yangdiberikan
pada setiap individu/siswa, konselor harus memperhatikan dimensikeagamaannya
sehingga pemberian solusi akan sesuai dengan apa yang merekayakini, tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsip agama yang mereka anut.Seorang konselor
sangatlah penting untuk memahami landasan agama secara baik karena konselor
tidak hanya sekedar menuangkan pengetahuan ke otak saja atau pengarahan
kecakapannya saja tetapi agama penting untuk menumbuhkembangkan moral, tingkah
laku, serta sikap siswa yang sesuai denganajaran agamanya. Sehingga kepribadian
serta sikap jiwanya harus dapatmengendalikan tingkah lakunya dengan cara yang
sesuai dengan ajaran dan
tuntunan aganmanya.Landasan religius dalam layanan bimbingan dan
konseling ditekankan pada tiga hal pokok, yaitu:
a.
manusiasebagai
makhluk Tuhan;
b.
sikap
yang mendorong perkembangan dari perikehidupan manusia berjalan ke arah dan
sesuai dengan kaidah-kaidah agama; dan,
c.
upaya
yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secaraoptimal suasana dan
perangkat budaya (termasuk ilmu pengetahuan danteknologi) serta kemasyarakatan
yang sesuai dengan dan meneguhkankehidupan beragama untuk membantu perkembangan
dan pemecahanmasalah.Ditegaskan pula oleh Moh. Surya (2006). Bahwa salah satu
tren bimbingandan konseling saat ini adalah bimbingan dan konseling spiritual.
Berangkat darikehidupan modern dengan kehebatan ilmu pengetahuan
dan teknologi sertakemajuan ekonomi yang dialami bangsa-bangsa Barat yang
ternyata telahmenimbulkan berbagai suasana kehidupan yang tidak memberikan
kebahagiaan batiniah dan berkembangnya rasa kehampaan. Dewasa ini sedang
berkembangkecenderungan untuk menata kehidupan yang berlandaskan nilai-nilai
spiritual.
Kondisi ini telah mendorong kecenderungan berkembangnya bimbingan
dankonseling yang berlandaskan spiritual atau religi.
Agama (Religion) berasal dari kata Latin ‘religio´, berarti ‘tie-up´
dalam bahasa Inggris, Religion dapat diartikan ‘having engaged God’ atau ‘The
Sacred
Power’.
Secara umum diIndonesia, Agama dipahami sebagai sistem kepercayaan,
tingkah laku, nilai, pengalaman dan yang terinstitusionalisasi, diorientasikan
kepada masalahspiritual/ritual yang disalingtukarkan dalam sebuah komunitas dan
diwariskanantar generasi dalam tradisi. Dalam agama terutama agama Islam
menempatkankedudukan manusia pada kedudukan yang mulia. Manusia di beri jabatan
olehAllah sebagai khalifah di bumi, tentu saja ia memiliki keistimewaan
dibandingkandengan makhluk lain. Ketika manusia diciptakan, dia beri
keanugerahan dandibekali kemampuan.
Peristiwa pemberian kemampuan bawaan ini disebutkandalam al-Qur’an
surat Asy Syams ayat 8 yaitu:
$ygyJolù;r'sù $yduqègéú $yg1uqø)s?ur ÇÑÈ
Artinya:" Maka Allah
mengilhamkan kepada jiwa itu(jalan)."(
Asy Syams ayat 8).
kefasikan danketaqwaan.Dan dari hadits menyebutkan bahwa bawaan itu
adalah fitrah, sebagaimanasabda Nabi Muhammad SAW. Yang artinya: Setiap bayi dilahirkan dalam
keadaan fitrah, kedua orang tuanyalahyang bisa membuatnya beragama yahudi,
nasrani atau majusi. Jadi kemampuan bawaan itu merupakan modal dasar yang akan
tetap kerdil bila tidak ada usaha untuk mengembangkannya. Apabila terjadi
pengalaman yangterus menerus maka kemampuan itu akan berkembang dan meluas,
sehinggaketika menghadapi masalah, seseorang tidak akan terlalu sulit untuk
mengatasinya.Melalui pendekatan agama seorang konselor akan mampumengatasi
permasalahan apapun yang dihadapi klien/siswanya. Karena agamamengatur segala
kehidupan manusia, seperti mengatur bagaimana supaya hidupdalam ketentraman
batin/jiwa atau dengan kata lain bahagia di dunia dan akherat.
Pandangan Islam terhadap kesehatan mental dapat dilihat dari
peranan Islam itusendiri bagi kehidupan manusia,yaitu sebagai berikut:
a.
Ajaran
Islam beserta seluruh petunjuknya yang ada didalamnya merupakanobat (Syifa) bagi
jiwa atau penyembuh segala penyakit hati yang terdapatdalam diri manusia
(rohani)
b.
Ajaran
Islam memberikan bantuan kejiwaan kepada manusia dalammenghadapi cobaan dan
mengatasi kesulitan dengan sabar dan sholat.
c.
Ajaran
Islam memberikan rasa aman dan tentram yang menimbulkankeimanan kepada Allah
dalam jiwa seorang mukmin. Bagi seorang mukmin ketenangan jiwa, rasa aman dan
ketentraman jiwa akanterealisasi sebab keimanannya kepada Allah yang akan
membekali harapan akan pertolongan, lindungan dan penjagaan-Nya.
Pemahaman agama di sekolah sangat penting untuk pembinaan dan
penyempurnaan pertumbuhan kepribadian anak didik, karena pendidikan
agamamempunyai dua aspek penting.
Aspek pertama dari pendidikan agama, adalah ditujukan kepada jiwa
atau pembentukan kepribadian. Siswa diberi kesadaran akan adanya Tuhan,
laludibiasakan melakukan perintah-perintah Tuhan dan meninggalkan
larangan-larangan-Nya. Dalam hal ini siswa dibimbing agar terbiasa kepada
peraturan yang baik, yang sesuai dengan ajaran agama, seperti yang diberikan
oleh keluarga yang berjiwa agama.Aspek kedua dari pendidikan agama, adalah
ditujukan kepada pikiran atau pengajaran agama itu sendiri, kepercayaan kepada
Tuhan tidak akan sempurna bila isi dari ajaran-ajaran Tuhan itu tidak diketahui
betul-betul.
Pendidikan agama yang diberikan sejak kecil akan memberikan
kekuatan yang akan menjadi bentengmoral dan polisi yang mengawasi tingkah laku
dan jalan hidupnya dan menjadiobat anti penyakit/ganguan jiwa.Agar layanan
bantuan yang diberikan itu bernilai ibadah, maka kegiatantersebut harus
berdasarkan kepada keikhlasan dan kesabaran.begitu juga padakonselornya. Berikut
ini persyaratan konselor:
1.
Konselor
hendaklah orang yang beragama dan mengamalkan dengan baik keimanan dan
ketaqwaaannya sesuai dengan agama yang dianutnya.
2.
Konselor
sedapat-dapatnya mampu mentransfer kaidah-kaidah agamasecara garis besar yang
relevan dengan masalah klien.
3.
Konselor
harus benar-benar memperhatikan dan menghormati agamaklien.
3. Pelaksanaan
Bimbingan dan Konseling dalam Membentuk kepribadian Muslim
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang optimal akan terjadi jika
adainteraksi positif antara siswa dan guru. Guru sebagai taladan dan juga
fasilitator harus dapat menfasilitasi siswa dalam mengembangkan potensi yang
dimilikinya,dengan harapan proses dan hasil pembelajaran di sekolah dapat
memberikan pengalaman yang berkesan baik dan mampu membentuk kepribadian
muslimsiswa secara optimal. Dengan demikian, akan memudahkan dalam
mencapaikompetensi belajar siswa.
Pelaksanaan bimbingan dan konseling bukanlah seterusnya. untuk
bakat minat siswa ataupun kasus siswa biasa kita pernahgunakan layanan secara
kolaboratif tetapi tetap yang terarah, sistematis, dan berkelanjutan untuk anak
supaya solusi dapat dihasilkan dengan maksimal.Sekolah berusaha menciptakan lingkungan
yang ramah, santun, disiplin, danreligius untuk membentuk kebiasaan yang muslim
siswa, ini merupakan kebijakansederhana namun berat untuk terus menjaga
kenyamanan dan keharmonisanhubungan antar warga di bagi guru-guru termasuk guru
bimbingan konseling yangharus selalu siap membantu segala kekurangan dan celah
yang ada, supayalingkungan dan peraturan yang mendukung terwujudnya kepribadian
muslimsiswa yang baik terutama ketika memperingati segala bentuk hari-hari
besar Islam, misalnya; idul adha ini memberikan kesan dan kesadaran terhadap
siswaakan kebesaran Allah.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Peran bimbingan dan konseling di sekolah dalam membentuk
kepribadianmuslim siswa dilakukan dengan memberikan pelayanan konseling kepada
siswasecara terarah, kontinyu, dan sistematis pada siswa bermaksud untuk
mengembangkan fitrah beragama, sehingga menimbulkan prilaku yang terpujidalam
diri siswa sehingga siswa jadi termotivasi untuk menjalankan ajaran agamaIslam.
Dalam membentuk kepribadian muslim siswa kegiatannya
dipraktekkan,sesuai dengan kalender nasional dan kalender pendidikan di
sekolah. karenamembentuk kepribadian muslim itu berkaitan dengan sisi
psikologis atau jiwaanak maka bimbingan dan konseling dilakukan lewat teori
konseling.
Dukungan semua pihak akan sangat membantu dalam menjalankan proses
bimbingan di sekolah. Karena Dengan dukungan semua pihak sekolah, termasuk wali
siswa, kepala sekolah beserta para guru yang lain di samping
memberinasehat-nasehat keagamaan kepada para siswa juga memberi kasih sayang
dantauladan dalam bertingkah laku sehari-hari. Seperti dalam hal sopan
santunnya, perkataan, hubungan interaksi social bagus, disiplin dalam segala
hal, dan lain-lainnya.
Dengan demikian siswa akan
mudah menirukan dan terpengaruh dengansendirinya tanpa banyak komentar dari
bapak ibu guru di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Rojib blog »
urgensi landasan agama dalam pelaksanaan bimbingan konseling
disekolah.htmlfindtouyou.com (tugas akhir penelitian) bimbingan konseling dan
peran agama dalam bimbingan konseling. htmlYusuf syamsu, nurihsan juntika,
2009.
Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Remaja Rosdakarya
Offset.
A, Nazarullah, Bimbingan dan Konseling di
Madrasah http:www.a741k.web44.net/BIMBINGAN%2520DAN%2520KONSELING.id Arikunto,
Suharsini, 2002.
Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.Departemen Agama RI,
1969.
Al Qur'an dan Terjemahnya. Jakarta:
Yamunu.Surakhmad, Winarno, 1990,
Pengantar Penelitian Ilmiah, Bandung, Tarsito.
Makasih ya atas informasinya sangat bermanfaat sekali
BalasHapushttp://www.manfaat.tepungsagu.com/2015/05/khasiat-kolang-kaling.html